Rabu, 18 Maret 2009

PEMUDA GKPS DAN PELUANG KERJA


Pemuda GKPS dan Peluang Kerja MENYAMBUT TAHUN PEMUDA CKPS 2006
Oleh: St Benyus Damanik

Artikel ini sudah diterbitkan di "AB" GKPS edisi 2006

Tahun 2005 yang lalu telah dicanangkan sebagai tahun Anak-anak. GKPS, yang mengambil sub tema; Bobai anjaha ajari ma dakdanak in marbanggal ibagas hata ni Tuhan.

Kiri: Blogger SC, St. Brigjen Pol (Pur) Muller Damanik
Dra. Esther Asianita D., Sarman Damanik, SH, mantan Jaksa Tinggi


Untuk tahun 2006 ini telah ditetapkan Sinode Bolon GKPS sebagai tahun Pemuda dengan sub tema: Pasirsir ma namaposo in matoras anjaha gokan dear ibagas haporsayaon hubani Jesus.

Pemuda pada umunya adalah merupakan komponen bangsa sebagai generasi dan sekaligus menjadi calon-calon pemimpin bangsanya di masa akan datang. Namun, tidak semua pemuda bisa duduk menjadi seorang pemimpin di negerinya, karena ada kriteria-kriteria yang harus dipenuhi. Hanya pemuda yang mempunyai keahlian (skill) tertentu, cakap, berprestasi dan berdedikasi tinggi dan loyal terhadap bangsa dan negaranya, berpeluang menjadi pemimpin. Kendati pun demikian, mereka harus mengikuti seleksi ketat, karena banyak pemuda yang memiliki kriteria yang sama, sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat pula dalam mencari pekerjaan.

Dalam era globalisasi sekarang ini peluang kerja semakin terbuka, baik di dalam maupun di luar negri. Oleh karena itu, pemuda GKPS harus berani dan mampu tampil beda di tengah-tengah persaingan bebas ini. Pemuda GKPS (PGKPS) yang merupakan bagian dari pemuda bangsa Indonesia mempunyai peluang yang sama dengan pemuda Indonesia lainnya.

PGKPS menurut Tata Gereja dan PRT GKPS adalah bagian yang integral dan tidak terpisahkan satu sama lain. Pemuda merupakan satu kesatuan yang utuh dengan seksi-seksi lainnya di GKPS. Pemuda perlu dipersiapkan dan dibekali dengan ketrampilan dan skill lainnya, tertama Firman Tuhan sedini mungkin, agar mereka dapat memahami tugas dan tanggungjawabnya serta mengimplementasikannya di tengah-tengah gereja dan umumnya masyarakat bangsa Indonesia.

Sebagai penerus gereja dan pembangunan, PGKPS harus mampu membekali dan memperlengkapi (ilmu pengetahuan) serta mengembangkan diri sesuai kebutuhan sekarang dan yang akan datang. Pemuda yang membekali diri dengan iman dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu wujud dari misi gereja (Koinonia, Marturia, dan diakonia) yang seyogyanya dilaksanakan secara bersamaan/holistic.

Gereja adalah salah satu sarana beribadah untuk meningkatkan iman percaya kita kepada Tuhan Yesus, Sang Pencipta langit dan bumi termasuk PGKPS di dalamnya. Pembangunan merupakan salah satu tujuan untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih sejahtera. Idealnya ke depan PGKPS harus mempunyai sikap yang khas sebagai anak-anak Tuhan pengikut Kristus dan berhati misi sebagai generasi penerus gereja dan pembangunan nasional.

Untuk mencapai tujuan itu, GKPS di tengah persaingan yang tinggi dalam mencari pekerjaan, harus optimis dan berpengharapan yang penuh, bukan setengah hati. PGKPS harus memiliki loyalitas atau integritas yang tinggi, kreatif, visioner, yaitu pemuda yang mampu melihat atau memprediksi jauh ke depan apa yang baik dilakuka. Dalam era globalisasi dan menghadapi krisis global ini, pemuda Indonesia umumnya dan khusunya PGKPS dituntut untuk memperkaya diri dalam ilmu pengetahuan dan harus mampu menggunakan teknologi yang sangat pesat dewasa ini. Selain tu, PGKPS harus berani tampil beda, artinya mempunyai skill yang lebih baik daripada yang dimiliki pemuda lainnya. Perlu adanya keterbukaan, baik sesama pemuda GKPS maupun terhadap pemuda lainnya. Perlu adanya keterbukaan, baik sesama pemuda GKPS maupun terhadap orang lain yang banyak pengalaman, baik di sektor pemerintah maupun sektor swasta. Menghindari rasa malu dan banyak bertanya, merendah hati dan jangan merasa dirinya lebih pintar daripada orang lain. Dan jangan cepat merasa puas.

Kreatif artinya seorang pemuda dituntut untuk selalu dinamis yaitu harus mempu menghadapi perubahan-perubahan yang sedang dan akan terjadi di masa yang akan datang, dapat menyesuaikan terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja maupun kebutuhan masyarakat ke depan. Dengan demikian yang bersangkutan diharapkan akan dapat menciptakan lapangan kerja, bukan mencari lapangan kerja. Misalnya membuka pelatihan-pelatihan, kursus-kursus ketrampilan dan sebagainya. Sebab penulis tahu bahwa PGKPS banyak jebolan perguruan tinggi yang mempunyai skill dibidang tertentu. PGKS juga diharapkan mempunyai sifat ‘entrepreneurship’, karena tidak semua bisa menjadi pemimpin. Seseorang yang mempunyai entrepreneurship yang tinggi akanlebih sukses bila yang bersangkutan masuk ke sektor bisnis.

PGKPS harus menyadari bahwa anda harus bisa menjadi pemimpin di suatu lembaga atau instansi tertentu sesuai dengan keahliannya. Menjadi pegawai negeri di pemerintahan maupun swasta, bukan menjadi satu-satunya target. Tapi PGKPS harus mampu menciptakan lapangan kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggabungkan diri atau merger dengan pemuda lainnya yang sama-sama mempunyai hati misi, artinya pemuda kreatif dan dinamis serta peduli terhadap sesama PGKPS dan lingkungannya. Hal ini merupakan salah satu modal untuk menghadapi tantangan hidup terutama kepada mereka yang belum bekerja, bahkan tidak terbatas, termasuk bagi mereka yang telah bekerja dituntut untuk senantiasa mengemabngkan diri atau self actualization. Hal ini sangat penting agar performance atau kinerja anda tetap lebih baik dan terus berkembang sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja.

Hal ini harus kita sikapi bersama. Dukungan demi dukungan harus kita berikan kepada mereka terutama kepada pemuda yang berprestasi tinggi, tapi tidak mempunyai kemampuan finansial. Apabila PGKPS terbina dengan baik dan memiliki kriteria-kriteria sebagaimana tersebut di atas niscaya peluang kerja akan tersedia dan bahkan pekerjaan itu sudah menunggu anda.
Akhir kata, penulis mengucapkan salut dan selamat kepad PGKPS yang berhati misi, visioner, kreatif, dinamis, rendah hati dan hidup dalam kebenaran firman Tuhan.

Penulis : Adalah salah satu anggota Majelis Jema'at GKPS Cikoko, Blogger Simalungun Centre

2 komentar:

GKPS DENPASAR mengatakan...

Saya setuju tulang...
Tapi di zaman sekarang banyak sekali pemuda kristen khususnya gkps yang mudah terpengaruh perkembangan zaman.
Bahkan mental pemuda zaman sekarang sudah bobrok dibanding dengan pemuda dulu. Gmn itu tulang??

SIMALUNGUN CENTRE mengatakan...

Sebenarnya tidak begitu bobrok bangatlah. Semua itu tergantung pada diri masing-masing. Tapi yang penting, kalian Pemuda itu harus bisa membawa diri sbgai garam dimanapun berada. Dan mempersipakan diri baik mental maupun pengetahuan atau skill. Jangan sedikit-sedikit lapor kepada orangtua atau mengeluh. Kami jadul sangat fight di lapangan supaya bisa dapat pekerjaan. Apapun pekerjaan yg diminta sama orangtua dimana kita mondok hrs dilakukan dgn senang hati. Terima kasih atas komentarnya. Silakan kunungi post lainnya. Horas